KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt.
Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Maksud dan tujuan dibuat makalah ini adalah agar lebih memahami materi
mengenai sediaan galenika terutama mengenai sirup yang akan saya
bahas dalam makalah ini.
Makalah
ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan materi. Dalam
penyusunan makalah ini, tentulah saya banyak menemukan berbagai hambatan dan
kendala karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya punya. Saya
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik seara penyajian ataupun
kelengkapannya. Oleh karena itu, saya siap menerima segala kritik dan saran
demi sempurnanya makalah-makalah yang lainnya.
Tak lupa, saya juga
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak di bidang farmasi dan bidang kesehatan
pada umumnya.
Majalengka, Mei 2012
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sirup adalah
salah satu bentuk sediaan cair yang dalam dunia farmasi yang dikenal luas oleh masyarakat.
Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di pasaran dari berbagai macam
merk, baik yang generic maupun yang paten.Biasanya, orang-orang mengunakan
sediaan sirup karena disamping mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa
yang manis dan aroma yang harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh
berbagai kalangan, terutama anak-anak dan orang yang susah menelan obat dalam
bentuk sediaan oral lainnya. Salah satunya yaitu sirup auranti atau sirup jeruk
manis.
Sirup
didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan
lain, kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebiih dari 66%. Secara
umum, sirup dibagi menjadi 2 macam yaitu Non Medicated Syrup/Flavored Vehicle
Syrup (Seperti cherry syrup, cocoa syrup, orange syrup) dan Medicated
Syrup/Sirup Obat (Seperti sirup piperazina sitrat, sirup isoniazid).
Non Medicated
Syrup adalah sediaan syrup yang tidak mengandung bahan obat, melainkan hanya
mengandung gula, perasa, pengawet dan perwarna sedangkan Sirup Obat mengandung
bahan obat/Zat berkhasiat.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian sirup?
b. Komponen apa saja yang terdapat dalam sirup?
c. Bagaimana cara pembuatan sirup?
d. Apa saja khasiat dari sirup?
e.
Apa keuntungan dan kerugian sirup?
1.3 Batasan Masalah
a. Definisi
b. Komponen
Sirup
c. Sifat
Fisika Kimia sirup
d. Pembuatan
Sirup
e. Kestabilan
Sirup dalam Penyimpann
f. Keuntungan
dan Kerugian sediaan Sirup
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Definisi
Menurut Farmakope
Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih
dari 66%.
Sirup adalah larutan
oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995).
Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat
pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair
kental yang minimal mengandung 50% sakarosa (Ansel et al., 2005).
Dalam perkembangannya,
banyak sekali pengertian mengenai sirup. Sirup adalah sediaan cair berupa
larutan yang mengandung sakarosa (Anonim, 1979). Sirup adalah sediaan cairan
kental untuk pemakaian dalam, yang minimal mengandung 90% sakarosa (Voigt,
1984).
2.1.2 Komponen
Sirup
a. Pemanis
Pemanis berungsi untuk
memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi
menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. Adapun pemanis
berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa sdangkan yang berkalori
rendah seperti laktosa.
b. Pengawet antimikroba
Digunakan untuk menjaga
kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak
ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.
c. Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup
disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam
untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan cair,
pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma
ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi.
Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup
dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.
d. Pewarna
Pewarna yang digunakan
umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan
warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan
dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan
warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa.
Juga banyak sediaan
sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung pelarut-pelarut
khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.
2.1.3 Sifat
Fisika Kimia Sirup
a. Viskositas
Viskositas atau
kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan
datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan
tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk
menentukan kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus dikendalikan dengan
tepat, karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan
yang berarti untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas
idak lebi dari 0,1 C.
b. Uji mudah tidaknya dituang
Uji mudah tidaknya
dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini berkaitan erat
dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan smakin mudah
dituang dan sebaliknya. Sifat fiik ini digunakan untuk melihat stabilitas
sediaan cair selama penyimpanan.Besar kecilnya kadar suspending agent
berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang. Kadar zat penstabil yang
terlalu besar dapat menyebabkan sirup kental dan sukar dituang.
c. Uji Intensitas Warna
Uji intensitas warna
dilakukan dengan melakukan pengamatan pada warna sirup mulai minggu 0-4. Warna
yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji
ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan
Selama waktu tertentu.
2.1.4 Pembuatan
Sirup
Kecuali dinyatakan
lain, Sirup dibuat dengan cara sebagai berikut :
Buat cairan untuk
sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan
air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa
yang terjadi, serkai.
Pada pembuatan sirup
dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon, di tambahkan natrium
karbonat sejumlah 10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk
persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop
disimpan dalam wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.
A . Metode Kerja :
1. Melarutkan bahan- bahan dengan
bantuan pemanasan
Sirup yang dibuat
dengan cara ini apabila :
a. Dibutuhkan pembuatan sirup secepat
mungkin
b. Komponen sirup tidak rusak atau
menguap oleh pemanasan
Pada cara ini umumnya
gula ditambahkan ke air yang dimurnikan dan dipanaskan sampai larut. Contoh :
sirup akasia, sirup cokelat
2. Melarutkan bahan-bahan dengan pengadukan
tanpa pemanasan
Metode ini dilakukan
untuk menghindari panas yang merangsang inverse sukrosa. Prosesnya membutuhkan
waktu yang lebih lama tetapi mempunyai kestabilan yang maksimal. Bila bahan
padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik adalah dengan melarutkannya
dalam sejumlah air murni dan kemudian larutan tersebut digabungkan ke dalam
sirup. Contoh : sirup ferro sulfat
3. Penambahan sukrosa pada cairan obat
yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa (Colatura)
Ada kalanya cairan obat
seperti tingtur atau ekstrak cair digunakan sebagai sumber obat dalam pembuatan
sirup. Banyak tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung bahan-bahan yang larut
dalam alcohol dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau hidroalkohol. Jika
komponen yang larut dalam alcohol ibutuhkan sebagai bahan obat dalam pembuatan
sirup, beberapa cara kimia umum dapat dilakukan agar bahan-bahan tersebut larut
dalam air, campuran dibiarkan sampai zat-zat yang tidak larut dalam air
terpisah sempurna dan menyaringnya dari campuran. Filtratnya adalah cairan obat
yang kepadanya kemudian ditambahkan sukrosa dalam sediaan sirup. Pada kondisi
lain, apabila tingtur dan ekstrak kental dapat bercampur dengan sediaan berair,
ini dapat ditambahkan langsung ke sirup biasa atau sirup pemberi rasa sebagai
obat. Contoh : Sirup sena
4. Maserasi dan Perkolasi
a. Adalah cara penarikan sari dari
simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada
suhu biasa yaitu pada suhunya 15-25 0C. Contoh : Sirupus Rhei, Althaeae sirup
b. Perkolasi ialah suatu cara penarikan,
memakai alat yang disebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan
penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara
beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Contoh
:Sirupus cinnamomi, sirup aurantii corticis.
B. Persyaratan Mutu Dalam Pengerjaan
Sirup
1. pada pembuatan sirup dari simplisia
yang mengandung glikosida antrakinon di tambahkan Na2CO3 sejumlah 10% bobot
simplisia.
2. Kecuali dinyatakan lain, pada
pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan metil paraben 0,25 % b/v
atau pengawet lain yang cocok.
3. Kadar gula dalam sirup pada suhu
kamar maksimum 66 % sakarosa, bila lebih tinggi akan terjadi pengkristalan,
tetapi bila lebih rendah dari 62 % sirup akan membusuk.
4. Bj sirup kira-kira 1,3
5. Pada penyimpanan dapat terjadi
inversi dari sakarosa ( pecah menjadi glukosa dan fruktosa ) dan bila sirup
yang bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
6. Pemanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan
akan menyebabkan terjadinya gula invert.
7. Gula invert adalah gula yang terjadi
karena penguraian sakarosa yang memutar bidang polarisasi kekiri.
8. Gula invert tidak dikehendaki dalam
sirup karena lebih encer sehingga mudah berjamur dan berwarna tua ( terbentuk
karamel ), tetapi mencegah terjadinya oksidasi dari bahan obat.
9. Pada sirup yang mengandung sakarosa
62 % atau lebih, sirup tidak dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati.
10. Bila kadar sakarosa turun karena
inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam resep, sirup diencerkan dengan air
dapat pula ditumbuhi jamur.
11. Untuk mencegah sirup tidak menjadi
busuk, dapat ditambahkan bahan pengawet misalnya nipagin.
12. Kadang-kadang gula invert
dikehendaki adanya misalnya dalam pembuatan sirupus Iodeti ferrosi.Hal ini
disebabkan karena sirup merupakan media yang mereduksi, mencegah bentuk ferro
menjadi bentuk ferri. Gula invert disini dipercepat pembuatannya dengan
memanaskan larutan gula dengan asam sitrat.
13. Bila cairan hasil sarian mengandung
zat yang mudah menguap maka sakarosa dilarutkan dengan pemanasan lemah dan
dalam botol yang tertutup, seperti pada pembuatan Thymi sirupus dan Thymi
compositus sirupus, aurantii corticis sirupus. Untuk cinnamomi sirupus sakarosa
dilarutkan tanpa pemanasan.
14. Maksud menyerkai pada sirup adalah
untuk memperoleh sirup yang jernih.
C. Penjernihan Sirup
Ada beberapa cara
menjernihkan sirup :
1. Menambahkan kocokan zat putih telur
segar pada sirup . Didihkan sambil diaduk, zat putih telur akan menggumpal
karena panas.
2 Menambahkan bubur kertas saring lalu
didihkan dan saring kotoran sirup akan melekat ke kertas saring.
2.1.5
Kestabilan Sirup dalam Penyimpan
A. Cara Memasukkan Sirup Dalam Botol
Cara memasukkan sirup
ke dalam botol penting untuk kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya awet
(tidak berjamur ) sebaiknya sirup disimpan dengan cara :
1. Sirup yang sudah dingin disimpan
dalam wadah yang kering. Tetapi pada pendinginan ada kemungkinan terjadinya
cemaran sehingga terjadi juga penjamuran.
2. Mengisikan sirup panas-panas kedalam
botol panas ( karena sterilisasi ) sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat
dengan gabus terjadi sterilisasi sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup
dalam lelehan parafin solidum yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran
udara luar.
3. Sterilisasi sirup, disini harus
diperhitungkan pemanasan 30 menit apakah tidak berakibat terjadinya gula
invert.
Maka untuk kestabilan sirup, FI III juga
menuliskan tentang panambahan metil paraben 0,25% atau pengawet lain yang
cocok.
Dari ketiga cara memasukkan sirup ke
dalam botol ini yang terbaik adalah cara ketiga.
Dalam ilmu farmasi sirup banyak
digunakan karena dapat berfungsi sebagai :
1. Obat, misalnya : chlorfeniramini
maleatis sirupus.
2. Corigensia saporis, misalnya :
sirupus simplex
Corigensia odoris, misalnya : sirupus
aurantii
Corigensia coloris, misalnya : sirupus
Rhoedos, sirupus rubi idaei
3. Pengawet, misalnya sediaan dengan
bahan pembawa sirup karena konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan
bakteri.
B. Penetapan kadar sakarosa
1. Timbang seksama + 25 gram sirup dalam
labu terukur 100 ml, tambahkan 50 ml air dan sedikit larutan Aluminium
hidroksida p. Tambahkan larutan timbal ( II ) sub asetat p tetes demi tetes
hingga tetes terakhir tidak menimbulkan kekeruhan.
2. Tambahkan air secukupnya hingga 100,0
ml saring, buang 10 ml filtrat pertama. Masukkan + 45,0 ml filtrat kedalam labu
tentukur 50 ml, tambahkan campuran 79 bagian volume asam klorida p dan 21
bagian vol. Air secukupnya hingga 50,0 ml. Panaskan labu dalam tangas air pada
suhu antara 68 o dan 70 oC selama 10 menit, dinginkan dengan cepat sehingga
suhu lebih kurang 20 oC.
3. Jika perlu hilangkan warna dengan
menggunakan tidak lebih dari 100 mg arang penyerap.
4. Ukur rotasi optik larutan yang belum
di inversi dan sesudah inversi menggunakan tabung 22,0 cm pada suhu pengukur
yang sama antara 10 o dan 25 o C. Hitung kadar dalam %, C12H22O11 dengan rumus
:
C = 300 x ( 1 -a
2a
)
( 144 - 0,5 t )
C = Kadar sacharosa dalam %
1 =a rotasi optik
larutan yang belum di inversi
2a = rotasi optik
larutan yang sudah di inversi
t = suhu pengukuran
2.2
Pembahasan Auranti Sirup (Sirup Jeruk Manis)
Sirup adalah cairan berkadar gula tinggi. Untuk rasa dan
flavor, gula sirup dilarutkan dengan sari buah, atau larutan gula ditambah
dengan sari buah.
Sirup jeruk dapat
disimpan lama tanpa penambahan bahan pengawet dan tanpa proses sterilisasi
dalam pengemasnnya karena tingginya kadar gula (67,5%) dan rendahnya pH (di
bawah 4,0).
Pembuatan sirup jeruk cukup mudah, dan dapat dikerjakan
dengan alat-alat sederhana. Pada tulisan ini dijelaskan pengolahan sirup jeruk
untuk industri kecil.
A. Cara
Pembuatan Sirup Jeruk Manis
Cara pembuatan : campur
10 bagian kulit buah jeruk manis yang telah dipotong kecil-kecil dengan 20
bagian larutan metil paraben 0,25%. Biarkan dalam tempat tertutup selama 12
jam. Pindahkan ke dalam perkolator, perkolasi dengan larutan metil paraben
0,25% secukupnya hingga diperoleh 37 bagian perkolat. Tambahkan 63 bagian gula
pada suhu kamar atau pada pemanasan perlahan-lahan dalam tempat tertutup hingga
diperoleh 100 bagian sirup.
Pemerian : cairan kental, jernih, warna
coklat, bau khas aromatik.
B.
Nutrisi di Jeruk Manis
Jeruk
manis kaya akan vitamin C dan kalium. Satu persediaan jeruk sekitar 116,2% dari
nilai harian untuk vitamin C kulit Its mengandung citral, aldehida bahwa
kerumitan aksi vitamin A. Selain mineral dan vitamin yang diberikan dalam tabel
ini juga mengandung 86,0 g Moisture.
|
|
C.
Kegunaan Jeruk Manis
1. Pulp
jeruk manis digunakan untuk membuat jus segar yang kaya akan kandungan protein.
2. Dengan
kulit buah digunakan untuk membuat parfum dan sabun.
3. Minyak
goreng diekstrak dari bijinya.
4. Sari
daun jeruk manis yang digunakan untuk mengontrol borok, luka dll
D.
Manfaat Jeruk Manis
1.
Kaya Vitamin C konten dalam jeruk manis
membantu dalam perlindungan antioksidan
dan dukungan kekebalan.
2.
Segelas Orange Juice dikatakan lebih
protektif dari asupan Vitamin C Alone.
3.
Long-Acting Liminoids dalam buah jeruk
menambah kemampuan mereka untuk mempromosikan kesehatan yang optimal.
4.
Senyawa dalam kulit jeruk menurunkan
Kolesterol sebagai efektif sebagai Obat Statin.
5.
Serat kaya dalam buah membantu mencegah aterosklerosis.
6.
Perlindungan terhadap Rheumatoid Arthritis.
7.
Membantu dalam mencegah Luka lambung dan mengurangi risiko
untuk Kanker Lambung.
2.3 Keuntungan
Dan Kerugian sediaan Sirup
A.
Keuntungan
1. Merupakan campuran yang homogeny
2. Dosis dapat diubah-ubah dalam
pembuatan
3. Oba lebih mudah diabsorbsi
4. Mempunyai rasa manis
5. Mudah diberi bau-bauan dan warna
sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak
6. Membantu paien yang mendapat
kesulitan dalam menelan obat
B.
Kerugian
1. Ada obat yang tidak stabil dalam
larutan
2. Volume dan bentuk larutan lebih besar
3. Ada yang sukar ditutupi rasa dan
baunya dalam sirup
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan sirup
harus diperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi hasil akhir dari
sediaan yang dihasilkan. Berbagai aspek itu antara lain pemahaman dasar
mengenai sediaan sirup, komponen dalam sirup, sifat kimia fisika, dan
prinsip-prinsip dalam pengerjaan mulai dari pemilihan metode kerja yang sesuai
dengan bahan yang digunakan sampai pada uji mutu dan kestabilan obat dalam
penyimpanan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://belongtomahsumi.blogspot.com/2011/06/sirup.html
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6d31
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.fruitsinfo.com/sweet-orange-tropical-fruit.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar