Rabu, 21 Maret 2012

Motivasi dan Kepribadian


MOTIVASI

1.             Apakah  Motivasi Itu ?
Menurut Sartain (dalam buku Psychologi Understanding of Human Behavior ) Motiv adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
Motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).
Tujuan (goal) yaitu yang menentukan / membatasi tingkah laku organisme itu. Jika yang kita tekankan ialah faktanya / objeknya yang menarik organisme itu. Maka kita pergunakan istilah perangsang (incentive). Kebutuhan (need) adalah suatu organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu. Sedikit – banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya.

2.             Klasifikasi Motif – motif
a.      Menurut Sartain
-          Physiological drive yaitu dorongan-dorongan yang bersifat psikologis / jasmaniah.
-          Social Motives yaitu dorongan-dorongan yang ad hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat. Seperti dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik (etika).
b.      Menurut Woodworth
-          Unlearned Motives (Motif-motif pokok yang telah dipelajari adalah motif-motif yang disebabkan oleh kekurangan-kekurangan / kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh seperti lapar, haus, sakit, dan sebagainya).
-          Learned Motives (Motif-motif yang dipelajari).
-          Perasaan suka atau tidak suka.
-          Kematangan, latihan dan melalui belajar.
-          Kebutuhan-kebutuhan organis yakni motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan bagian dalam tubuh.
-          Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong (Emergency Motives) yakni motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari kita.
-          Motif Obyektif yakni motif yang diarahkan / ditunjukan suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena ada dorongan dari dalam diri kita.

3.              Pertentangan Konflik Antara Motif-Motif
                 Menurut Sartain dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
A.     Approach – avoidance conflict
Pertentangan antara motif-motif yang saling berlawanan maksud atau tujuannya.
B.     Approach – approach conflict, dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1.      Convergent approach – approach conflict
Dua motif yang bertentangan satu sama lain mendorong seseorang ke obyek tujuan yang sama.
2.      Divergent approach - approach conflict
Dua motif dan dua tujuan yang bersaingan satu sama lain dalam satu saat yang sama.
C.     Avoidance – Avoidance
         Dua obyek tujuan yang kedua-duanya tidak diinginkan tetapi salah satu diantanya harus dipilih.
4.      Fungsi Motif
a.         Mendorong manusia untuk berbuat / bertindak
b.        Menentukan arah perbuatan
c.         Menyelesaikan perbuatan kita

5.             Motif dan Motivasi
Motif adalah suatu dorongan yang timbul dari dalm diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak.
Motivasi  yaitu “pendorong” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
-       Menurut  “Duncan”  Motivasi yaitu setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi prilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi.
-       Menurut “Vroom” Motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendakinya.
-       Menurut “John P. Campbell” dan kawan-kawan bahwa Motivasi mencakup di dalam arah dan tujuan tingkah laku, kekuatan respons dan kegigihan tingkah laku.

6.             Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi yaitu untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.
Tujuan Motivasi Pendidikan yaitu menggerakan atau memacu para siswa agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan dan diterapkan dalam kurikulum sekolah.

7.             Teori Motivasi
a.       Teori Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan duniawi.
b.      Teori Naluri adalah memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
c.       Teori Reaksi Yang Dipelajari berpandangan bahwa tindakan atau prilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri tetapi berdasarkan tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Teori ini disebut juga Teory Lingkungan Kebudayaan.
d.      Teori Daya Pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.
e.       Teori Kebutuhan beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan pisik maupun kebutuhan psikis.
f.       Teori Abraham Maslow, mengemukakan adanya 5 tingkatan yaitu :
1.      Kebutuhan Fisiologis : kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital yang menyangkut fungsi biologis dasar organisme.
2.      Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and Security)
3.      Kebutuhan social (Social Needs)
4.      Kebutuhan akan Penghargaan (Esteem Needs)
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization)



KEPRIBADIAN (PERSONALITY)

Kata/ pribadi atau kepribadian dipakai untuk menunjukkan adanya cirri-ciri  khas yang ada pada seseorang.

1.             Sikap, Sifat, Temperamen dan Watak
Ø Sikap
Sikap, atau yang dalam bahasa Inggris disebut Attitude adalah  suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau situasi yang dihadapi.
Sikap adalah suatu perbuatan/ tingkah laku sebagai reaksi/respons terhadap sesuatu rangsangan/stimulus, yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan orang itu.
Ellis mengemukakan tentang sikap itu sebagai berikut:
“Attitude involve some knowledge of situation. However, the essential aspect of the attitude is found in the fact that some characteristic feeling or emotion is experienced, and as we would accordingly expect, some definite tendency to action is associaled”.1)
Jadi menurut Ellis, yang sangat memegang peranan penting dalam sikap ialah faktor perasaan atau emosi, dan factor kedua adalah reaksi/respons, atau kecenderungan untuk bereaksi. Dalam beberapa hal, sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakannya atau menjauhi/ menghindari sesuatu.
Bagaimana sikap kita terhadap berbagai hal di dalam hidup kita, adalah termasuk ke dalam kepribadian kita. Di dalam kehidupan manusia, sikap selalu mengalami perubahan dan perkembanga. Peranan pendidikan dalam pembentukan sikap pada anak-anak didik adalah sangat penting. Menurut Ellis; 2) faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan sikap anak-anak yang perlu diperhatikan di dalam pendidikan ialah: kematangan (maturation), keadaan fisik anak, pengaruh keluarga, lingkungan social, kehidupan sekolah, bioskop, guru, kurikulum sekolah, dan cara guru mengajar.
Sikap adalah hasil dari pengaruh lingkungan.

Ø Sifat
Kata “Sifat” (traitis) dalam istilah psikologi, berarti cirri-ciri tingkah laku yang tetap (hamper tetap) pada seseorang.
Menurut Alport, seorang ahli psikologi yang sangat terkenal dalam uraiannya tentang kepribadian (personality), mengemukakan pendapatnya tentang sifat (traitis) itu sebagai berikut: “traits are dynamic and flexible dispositions, resulting, at least in part, from the integration of specific habits, expressing characteristic modes of adaptation to one’s surroundings”3).
Sifat (sifat – sifat ) ialah disposisi yang dinamis dan fleksibel yang dihasilkan dari pengintegrasian kebiasaan –kebiasaan khusus / tertenu, yang menyatakan diri sebagai cara – cara penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya.
Sifat merupakan pencampuran antara sifat-sifat pembawaan dan pengaruh lingkungan.




Ø Temperamen
Temperamen adalah sifat – sifat jiwa yang sangat erat hubungannya dengan konstitusi tubuh. Yang dimaksud dengan konstitusi tubuh di sini ialah keadaan jasmani seseorang yang terlihat dalam hal – hal yang khas baginya, seperti keadaan darah, pekerjaan kelenjar, pencernaan, pusat sarap, dan lain – lain. 4)
Temperamen lebih merupakan pembawaan dan sangat dipengaruhi / tergantung pada konstitusi. Oleh karena itu temperamen sukar diubah atau dididik, tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan atau kata hati orang yang bersangkutan.
Temperamen hamper-hampir tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

Ø Watak
Pengertian watak seringkali dihubungkan dengan pengertian moral atau nilai – nilai etis, yakni tentang apa yang disebut baik dan buruk. (Bacalah : Etika, Filsafat Tingkah Laku, dari Prof. I.R. Poedjawijatna).
Valentino, mengemukakan tentang watak dalam hubungannya dengan “ The Self “ seperti berikut:
Watak ialah struktur batin manusia yang Nampak dalam tindakan tertentu dan tetap baik tindakan itu baik ataupun buruk. Lebih dari temperamen, yang sangat dipengaruhi oleh konstitusi tubuh dan pembawaan lainnya, maka watak atau karakter lebih dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan seperti: pengalaman, pendidikan, intelijensi  dan kemauan.
Menurut Kerchensteiner mengemukakan sebagai berikut: watak ialah keadaan jiwa yang tetap, tempat semua perbuatan kemauan ditetapkan/ ditentukan oleh prinsip-prinsip yang ada dalam alam kejiwaan.” Jadi menurut Kerchensteiner watak manusia terbukti dalam kemauan dan perbuatannya.
Kerchensteiner membagi watak manusia menjadi dua bagian, yakni watak biologis dan watak intelijibel.

2.             Uraian Tentang Temperamen dan Watak
Menurut Hippocrates dan Galenus  (400 S.M. dan 175 M) yang mengemukakan bahwa manusia itu dapat dibagi menjadi  4 golongan, menurut keadaan zat-zat cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golongan tersebut ialah :
a.    Sanguinisi (yang banyak darahnya).
b.    Kolerisi (yang banyak empedu kuningnya).
c.    Flegmatisi (yang banyak lendirnya).
d.    Melankolisi (yang banyak empedu hitamnya).

Menurut Kretschmer, ia membagi manusia ke dalam 4 golongan menurut tipe atau bentuk tubuhnya, yaitu:
a.    Atletis
Atletis tipe wataknya disebut schizothim
b.    Astenis
Astenis tipe wataknya disebut schizothim
c.    Piknis
Piknis tipe wataknya disebut siklothim
d.    Displastis

Spranger, seorang penganut Verstehende Psychologie dari Jerman, mencoba mengadakan penyelidikan watak manusia dengan cara lain lagi. Ia mengadakan penggolongan tipe manusia berdasarkan sikap manusia itu terhadap nilai-nilai kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat. Nilai – nilai kebudayaan itu dibagi menjadi 6 golongan, yaitu: ekonomi, masyarakat, kenegaraan/politik, ilmu pengetahuan, kesenian dan agama.
a.       Manusia ekonomi, sifatnya: suka bekerja, mencari untung
b.      Manusia social, sifatnya: suka mengabdi dan berkorban untuk orang lain.
c.       Manusia kuasa/politik, sifatnya: suka menguasai orang-orang lain.
d.      Manusia teori, sifatnya: suka berpikir, berfilsafat, mengabdi kepada ilmu.
e.       Manusia seni, sifatnya: suka menikmati/mengenyam keindahan.
f.       Manusia agama, sifatnya: suka berbakti dan beribadah.

3.             Kepribadian  (Personality)
a.    Arti  Kepribadian
Menurut Sartain, istilah personality terutama menunjukkan suatu organisasi/susunan dari pada sifat-sifat dan aspek-aspek tingkah laku lainnya yang saling berhubungan di dalam suatu individu.
Kepribadian itu relatif stabil. Pengertian stabil di sini bukan berarti bahwa kepribadian itu tetap dan tidak berubah. Di dalam kehidupan manusia dari kecil sampai dewasa/ tua, kepribadian itu selalu berkembang, dan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi di dalam perubahan itu terlihat adanya pola-pola tertentu yang tetap. Makin dewasa orang itu, makin jelas polanya, makin jelas adanya stabilitas.

b.      Definisi Kepribadian
c.      Aspek-aspek Kepribadian
Aspek-aspek kepribadian yaitu:
v  Sifat-sifat kepribadian (personality traits)
v  Intelijensi. Kecerdasan atau intelijensi juga merupakan aspek kepribadian yang penting.
v  Pernyataan diri dan cara menerima kesan-kesan (Appearance and Impression)
v  Kesehatan. Kesehatan jasmaniah atau bagaimana kondisi fisik sangat erat hubungannya dengan kepribadian seseorang.
v  Bentuk tubuh
v  Sikapnya terhadap orang lain
v  Pengetahuan. Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki seseorang, dan jenis pengetahuan apa yang lebih dikuasainya, semua itu turut menentukkan kepribadiannya.
v  Keterampilan (Skills). Keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu, sangat mempengaruhi bagaimana cara orang itu bereaksi terhadap situasi-situasi tertentu.
v  Nilai-nilai (Values). Seseorang terhadap nilai-nilai atau ide-ide turut pula menentukkan kepribadiannya.
v  Penguasaan dan kuat-lemahnya perasaan. Ada orang yang pandai menguasai perasaan yang timbul dalam dirinya, ada yang tidak.
v  Peranan (Roles). Yang dimaksud dengan peranan di sini ialah kedudukan atau posisi seseorang di dalam masyarakat di mana ia hidup.
v  The Self. Apa yang telah kita bicarakan dalam bab yang baru

d.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kepribadian itu dapat dibagai sebagai berikut:
1)      Faktor biologis
Yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering kali pula disebut faktor fisiologis.

2)      Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor sosial di sini ialah masyarakat; yakni manusia-manusia lain di sekitar individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Termasuk ke dalam faktor sosial ini juga tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dalam masyarakat itu.
3)      Faktor Kebudayaan
Sebenarnya faktor kebudayaan ini termasuk pula ke dalam faktor sosial seperti yang baru dibicarakan.
Aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian, antara lain yaitu:
Ø  Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu.
Ø  Adat dan Tradisi
Di setiap daerah terdapat adat dan tradisi yang berlain-lainan, dalam hal perkawinan.
Ø  Pengetahuan dan Keterampilan
Ø  Bahasa
Ø  Milik kebendaan (material possesions)


Penjelasan:

Di dalam uraian yang terakhir ini kita melihat adanya dua uraian tentang aspek-aspek kepribadian dan faktor-faktor  yang mempengaruhi kepribadian. Kedua uraian tersebut mengandung isi yang sama atau hampir sama. Apa bedanya pengertian aspek dan faktor itu?
Sebenarnya kedua pengertian tersebut, aspek dan faktor mengandung arti yang sama. Akan tetapi penulis membedakan antara kedua uraian itu dalam pengertian sebagai berikut:
Ø  Yang dimaksud dengan aspek kepribadian dalam uraian terdahulu ialah hal-hal apa saja yang termasuk ke dalam (inclusive) kepribadian; dapat juga kita sebut isi kepribadian, atau factor-faktor apa saja yang menjadikan suatu kepribadian seperti itu.
Ø  Sedangkan pada uraian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian, dalam hal ini yang dimaksud oleh penulis ialah: apa saja yang menyebabkan/ dapat menyebabkan kepribadian itu menjadi demikian. Jadi dalam uraian yang terakhir ini, faktor-faktor tersebut dipandang secara terpisah, belum termasuk (exclusive) dalam kepribadian itu sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar